Tim Satgas Gabungan Terus Berupaya Penyelamatan dan Bantuan bagi Warga Terdampak Erupsi Gunungapi Ruang di Tana Toraja

Tim Satgas Gabungan Terus Berupaya Penyelamatan dan Bantuan bagi Warga Terdampak Erupsi Gunungapi Ruang di Tana Toraja



Hingga hari ini, Minggu (21/4), Tim Satgas Gabungan yang terdiri dari berbagai instansi terus melakukan upaya penyelamatan dan bantuan bagi warga yang terdampak erupsi Gunungapi Ruang di Tana Toraja. Sejak gunungapi berjenis stratovolcano itu naik ke level IV atau 'awas' pada Rabu (17/4), Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara bersama Pemerintah Kabupaten Sitaro secara bertahap mengosongkan wilayah dalam radius enam kilometer dari puncak gunung, sesuai rekomendasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).


Para warga yang dievakuasi ke wilayah radius aman juga dipindahkan ke beberapa lokasi di luar Pulau Tagulandang, seperti Kota Manado, Kota Bitung, dan Minahasa Utara. Pemindahan sementara ini difasilitasi oleh TNI AL menggunakan KRI Kakap 811, Basarnas dengan KM Bima Sena, dan ASDP yang mengerahkan KM Marina, KM Lokong Banua, KM Lohoraung, KM Pasatibo termasuk kapal ferry lainnya serta perahu motor milik warga.


Adapun warga yang dievakuasi keluar Pulau Tagulandang ini termasuk perantau, warga setempat yang memiliki keluarga di Kota Manado, Kota Bitung, dan Minahasa, serta kelompok rentan seperti ibu hamil, lansia, disabilitas, dan warga yang sakit membutuhkan perawatan intensif. Seluruh rangkaian evakuasi ini dilakukan semata-mata untuk alasan keselamatan dan keamanan.


Demi memenuhi kebutuhan pangan bagi warga terdampak dan pengungsi termasuk personel lintas stakeholder yang bertugas, tim satgas gabungan telah mendirikan dapur umum lapangan di beberapa titik yang tak jauh dari lokasi pengungsian, seperti yang ada di Desa Apengsala, Kabupaten Sitaro. Dapur umum ini dikelola oleh Dinas Sosial bersama TNI.


Layanan dukungan psikososial juga terus dilakukan oleh Kementerian Sosial untuk pendampingan psikologis bagi anak-anak yang mengungsi, guna menghalau perasaan trauma dan memberikan hiburan selama tinggal sementara di pengungsian. Sementara itu, pos kesehatan juga sudah didirikan di Gedung Gereja Betel Paninteang, Desa Lesah, Kabupaten Sitaro, dimana tim dari Dinas Kesehatan, PMI, dan relawan lainnya memberikan layanan kesehatan dan membagikan masker secara rutin mengingat erupsi Gunungapi Ruang masih terjadi secara berkala dan menyemburkan abu vulkanik yang berisiko bagi kesehatan masyarakat.


Untuk membersihkan jalan-jalan dari material vulkanik yang dimuntahkan Gunungapi Ruang saat erupsi, unsur TNI dan Polri bersama berbagai pihak terus melakukan gotong royong. Banyaknya material vulkanik tersebut telah menyebabkan 363 unit rumah dan dua gereja rusak.


PLN SulutGo juga telah melakukan perbaikan jaringan listrik yang sebelumnya padam akibat dampak erupsi, hal ini memudahkan tim satgas dalam upaya penyelamatan dan evakuasi warga serta langkah lainnya dalam rangkaian operasi penanganan darurat.


Selain itu, Tim Satgas Gabungan juga telah mendirikan posko induk di Desa Apengsala, Kecamatan Tagulandang, yang berjarak kurang lebih 15 kilometer dari kaki Gunungapi Ruang. Pos induk ini menjadi pusat komando lintas stakeholder untuk koordinasi, laporan perkembangan, dan segala rangkaian penanganan darurat di Kabupaten Sitaro.


Tim Satgas Gabungan juga terus mendorong dukungan berupa logistik dan peralatan yang dibutuhkan selama penanganan darurat dengan fokus pada pemenuhan kebutuhan dasar warga terdampak dan pengungsian. Segala jenis bantuan tersebut dikirim dari Lanud Sam Ratulangi, Pelabuhan Kota Manado, dan Pelabuhan Kota Bitung.


Semua upaya ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah untuk memberikan bantuan dan bantuan seefektif mungkin kepada warga terdampak bencana, memastikan keselamatan dan kesejahteraan mereka selama masa krisis ini.

Previous article
Next article

Belum ada Komentar

Posting Komentar

Ads Tengah Artikel 1

Ads Tengah Artikel 2